Senin, 24 Oktober 2011

Puisi Anak Bangsa

Wahai bangsaku,

mungkin memang kita hanyalah ranting

yang paling rapuh

pada pohon kehidupan.


Namun yakinlah, kita pasti akan mampu

tumbuhkan sekuntum bunga

yang terindah.


Asal kita mau belajar dari kegagalan,

juga dari rasa sesal dan bersalah,

kita akan menjadi lebih gigih

dalam kehidupan ini.


Seakan bunga yang terus mekar

tanpa pernah memilih musim.

Atau sehelai daun yang tetap hijau berkibar,

tak pernah gentar walau diterpa badai.

Bahkan tersenyum lebar,

seakan dibelai mesra dengan sepenuh cinta.


Bangkitlah, bangsaku!

Mungkin kita takkan pernah menang,

tapi kita harus terus berjuang.

Mungkin kita akan selalu kalah,

tapi kita tak boleh menyerah.


Mungkin kita takkan pernah bisa,

tapi kita harus terus berusaha.

Mungkin kita tak punya tujuan,

tapi kita harus terus berjalan.


Kala disakiti, cobalah untuk tidak membenci.

Kala terjatuh, cobalah untuk tidak mengaduh.

Kala sakit, cobalah untuk tidak menjerit.

Kala gagal, cobalah untuk tidak menyesal.

Kala berduka, cobalah untuk tidak kecewa.

Dari sedikit yang kita punya, cobalah untuk memberi.

Dari beberapa yang kita terima, cobalah membuatnya berarti.


Mungkin kita lemah,

tapi kita punya semangat yang kuat.

Mungkin kita kecil,

tapi kita punya harapan yang besar.

Di hati kita, masih ada cinta yang menyala.

Di bibir kita, masih ada senyum yang terkulum.


Bersatulah bangsaku!

Bersatulah bagai rumpun bambu!

Mari, kita hadapi badai topan kehidupan

dengan menari!


Percayalah, bahwa kita dicipta

bukan hanya untuk sia-sia.

Tunjukkan pada dunia

bahwa kita pasti bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar