Kamis, 06 Oktober 2011

PEREMPUAN DI LAYAR SEMU (CERBUNG EPISODE IV)

macet mendera perjalanan pulang mereka dari bandara, tepat pukul 19.00WIB mereka tiba di gerbang kompleks. mereka menghabiskan 7 jam perjalanan. "huh sungguh melelahkan. jakarta ibukota negara macet semboyannya" tutur Dendra. selli dan mina hanya tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan dendra. maklum saja logat bahasa yang ia gunakan masih kebarat-baratan.

mereka tiba di gerbang sebuah rumah megah yang hanya dihuni 2 wanita. siapa lagi kalo bukan Mina dan bi inah yang menempati rumah itu. Mina turun dari mobil dan melambai-lambaikan tangannya. wajahnya kembali murung mengingat mamanya tak kunjung membalas pesan yang telah dikirimnya 8 jam lalu. Mina melangkahkan kakinya memasuki pintu rumah yang menjulang tinggi dan diapit dua jendela berukuran besar.

bi inah tak tampak sejak mina pulang tadi. hanya ada makanan di meja makan yang tertata rapi. bi inah sangat memperhatikan pola makan Mina. mina tidak suka telur dan dia juga alergi kepiting dan cumi-cumi. mina menaiki anak tangga namun bi inah tak kunjung muncul hingga mina memanggilnya namun tak kunjung ada jawaban.

sesampai di atas mina menemukan surat di atas meja belajarnya yang bertuliskan

non Mina bi Inah tersayang.

non, bibi mohon maaf kalau bibi pergi gak pamitan. bibi gak mau non Mina sedih. bibi sudah sering sakit-sakitan non. bibi ndak mau merepotkan non Mina. bibi takut kalau sampai non mina yang mengurus bibi bukannya bibi yang mengurus non. bibi memutuskan untuk pulang kampung non, bibi mau menghabiskan hidup bibi di sini. maafin bibi ya non kalau bibi ada salah. bibi sayang sama non Mina. non Mina sampai kapanpun tetap menjadi putri kesayangan bibi. non gak boleh sedih lagi. non harus selalu semangat. ini nomor telepon tetangga bibi (08536474). kalau non kangen non harus
hubungi bibi ya.

bibi sayang non

bi Inah.

air mata mina terus mengalir tiada henti. ia merasa semua orang yang ia sayangi kini pergi meninggalkannya. mama sibuk dengan bisnisnya, papa sudah bahagaia di sana, dan sekarang bi inah meninggalkannya sendiri di rumah sebesar ini. Mina tak mampu membendung kesedihannya. air mata terus menetes di pipinya, kini Mina tak tau apa yang harus ia lakukan?

hujan mulai turun malam itu, Mina masih menangis di kamarnya. tak lama ia berlari menuruni anak tangga dan membuka pintu rumah hujan amat derras mengguyur kilat sesekali menyambar Mina duduk di kursi taman dibawah pohon mangga. tubuuhnya dibasahi hujan yang tak kunjung reda sama seperti air mata mina yang terus mengalir. sudah 3 jam Mina terduduk di bawah hujan. sesekali ia mengelap air yang membasahi wajahnya. hingga tak disangka jam sudah menunjukkan pukul 04.00 WIB.

BERSAMBUNG.
TUNGGU DAN BACA EPISODE 5:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar